Kamis malam, aku memutuskan untuk berangkat kursus di saat kondisi fisik agak kurang sehat. Setelah mandi dan sholat magrib terasa ada energi tambahan untuk berangkat. Malam itu adalah malam terakhir di sesi bahasa Jerman karena minggu depan sudah mulai ujian akhir. Seperti biasa jarak dari kos ke tempat kursus yang tidak seberapa jadi memakan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke sana. Fyuuh, akhirnya sampai juga dengan telat 20 menit. Seperti biasa kelas sudah penuh dan kali ini penuh sesak sampai ada shaf tambahan di deret paling depan.
“Frau masih ada kursi yang kosong?” tanyaku di depan pintu sehingga membuat seluruh mata melihat ke arahku.
“Sebentar..sebentar” jawab Frau Dhita sambil membagikan kertas latihan kepada yang lain. Kelihatannya Frau Dhita bingung dengan kondisi ini. Di sisi lain aku masih mencari celah agar dapat mengikuti kelas pada malam itu dengan segala latar belakang yang kuat seperti yang kuutarakan di awal tadi.
Tiba-tiba di tengah kebingungan itu ada yang menawarkan kursinya kepadaku. Baca lebih lanjut